SISTEM
KARDIOVASKULER
Anatomi sistem
kardiovaskuler
1.
JANTUNG
2.
ARTERI
DAN ARTERIOL
3.
VENA
DAN VENULE
4.
KAPILER
RUANG JANTUNG :
1.
Atrium
kanan (serambi kanan)
2.
Atrium
kiri ( serambi kiri )
3.
Ventrikel
kanan ( bilik kanan )
4.
Ventrikel
kiri ( bilik kiri )
LAPISAN PENYUSUN JANTUNG :
1.
PERIKARDIUM
: lapisan terluar dari jantung è menimbulkan kontraksi
2.
MIOKARDIUM
: lapisan bagian tengah terdiri
dari jaringan otot jantung
3.
ENDOKARDIUM
: lapisan dalam terdiri dari lapisan
endothelial terletak diatas jaringan ikat.
4.
·
Jantung
berada dalam rongga thoraks di area mediastinum ( ruang antar paru )
·
Terdiri
dari sisi apeks ( bagian bawah ) berada di intercostalis 5 dan basal (bagian
atas ) di costalis 2
·
Terdiri
dari 3 lapisan : perikardium miokardium, dan endokardium
·
Jantung
pertama kali berdenyut d ventrikel kiri.
Pembuluh darah :
vena
|
arteri
|
Kaya CO2
|
Kaya
O2
|
Menuju jantung
|
Meninggalkan
jantung
|
Warna lebih
gelap karena banyak mengandung CO2
|
Warna
lenih terang karena banyak mengandung O2
|
Di endokardium terdapat2 katub yaitu :
1.
Katub
antrioventikular kanan ( tricuspid )
2.
Katub
antriovetikular kiri ( mitral )
Sistem kerjanya membuka menutup sesuai
denyut jantung
Mekanisme peredaran darah :
Jantung pertama kali berdenyut di ventrikel kiri kemudian darah yang kaya
O2 dibawa ke tubuh bagian
atas oleh vena kava superior dan tubuh bagian bawah oleh vena kava interior.
Kemudian darah diiubah menjadi CO2 dan dibawa menuju ke atrium dekstra, dari atrium dekstra darah dibawa ke ventrikel
dekstra melewati katub tricuspid, setelah itu darah dibawa ke pulmo atau paru – paru melalui
pembuluh arteri pulmonalis di paru – paru terjadi proses difusi sehingga darah yang mengandung CO2 diubah menjadi O2, darah kembali dibawa
oleh vena kava superior meninggalkan paru – paru dan dibawa kembali menuju atrium sinistra kemudian dibawa menuju ventrikel sinistra melewati
katub bicuspid dan disebarkan kembali ke seluruh tubuh oleh pembuluh aorta.
Catatan :
Ø Arteri
pulmonalis : satu – satunya arteri yang kaya akan CO2
Ø Vena pulmonalis
: satu – satunya vena yang kaya akan O2
Fisiologi
sistem kardiovaskuler
Sistem konduksi jantung :
1.
Serabut
purkinje è menghantarkan
impuls (rangsanga)
2.
Nodus
sinoatrial (nodus S-A) è terletak di dinding posterior atrium kanan dibawah
pembukaan vena kava superior.
-
Nodus
S-A è melepaskan
impuls, dekat vena kava superior kecepatannya 70 – 80 kali/ menit
-
Nodus
A-V è pemacu jantung
, dekat atrium ventrikel kecepatannya 40 – 60 kali/ menit
SISTOLE :
tekanan darah ketika jantung berkontraksi
ð Aorta membuka
dan jantung berkontraksi
DIASTOLE : tekanan darah ketika jantung relaksasi
ð Aorta menutup
dan jantung berelaksasi
ARTERI KORONARIA è otot pemelihara jantung
(penyuplai darah ke jantung
SUPLAI DARAH KE JANTUNG :
-
Oleh
arteri koronaria kanan dan kiri, yang bercabang di aorta
-
Menerima
sekitar 5% darah dari jantung
Saraf yang mempersyarafi jantung :
1.
Simpatis
Mempersyarafi
otot atrium, sa node, dan av node, mengurangi denyut jantung.
2.
Parasimopatis
Mempersyarafi sa
dan av node serta miokardium atrium dan ventrikel, meningkatkan denyut jantung.
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Merupakan
standar untuk diagnosis aritmia jantung
Memandu
tingkatan terapi dan resiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung
akut
Digunakan
sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
Kadang-kadang
berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (misal: Emboli paru atau
hipotermia)
Membantu
menemukan gangguan elektrolit (misal: Hiperkalemia dan hipokalemia)
Memungkinkan
penemuan abnormalitas konduksi (misal: blok cabang berkas kanan dan kiri)
SIKLUS JANTUNG
ð Mempertahankan
sirkulasi darah, sebagai pompa.
ð Siklus jantung/
menit = 60 – 80x/ menit
ð Terdiri dari :
sistol atrium, sistol ventrikular, dan diastole jantung komplet (relaksasi
atrium dan ventrikel)
INTERPRETASI
EKG
ð Gelombang P: depolarisasi atrium
ð Gelombang Q: depolarisasi di berkas his
ð Gelombang R: depolarisasi menyebar dr bgn dalam
ke bgn luar dasar ventrikel
ð Segmen PR: waktu yg dibutuhkan oleh impuls dari
SA node ke AV node; terjadi perlambatan AV node
ð Gelombang S: depolarisasi menyebar naik dr bgn
dasar ventrikel
ð Kompleks QRS: depolarisasi ventrikel
ð Segmen ST: waktu sejak akhir depolarisasi
ventrikel sebelum terjadi repolarisasi (fase plateau); saat tjd kontraksi &
pengosongan ventrikel
ð Gelombang T: repolarisasi atrium
ð Interval TP: waktu saat terjadinya relaksasi &
pengisian ventrikel
SUARA JANTUNG
l
S1 (lub)
terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pd dinding ventrikel
& arteri; dimulai pd awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan
ventrikel melebihi tekanan atrium.
l
S2 (dup)
terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/
diastol ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari
tekanan di aorta & arteri pulmonal.
l
S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel scr
tiba-tiba pd saat pembukaan AV, pd akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering
terdengar pd anak dgn dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.
l
S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yg ditimbulkan oleh kontraksi
atrium. Jarang tjd pd individu normal.
Murmur
(Bising Jantung)
l
Suara jantung
abnormal akibat adanya arus turbulen di dlm rongga jantung & pembuluh
darah.
l
Arus turbulen
umumnya tjd karena kelainan katup, yaitu: stenosis (katup tdk dpt membuka scr
sempurna) atau insufisiensi katup (katup tdk dpt menutup scr sempurna)
l
Murmur diastol:
setelah S2 akibat stenosis katup AV atau
insufisiensi katup semilunar
l
Murmur sistol:
setelah S1 akibat insufisiensi katup AV atau stenosis katup semilunar
Frekuensi jantung
l
Frekuensi
jantung ditentukan oleh curah jantung (berbanding lurus).
l
Faktor yg
menentukan : sistem saraf otonom, zat kimia (adrnalin, tiroksin), posisi,
latihan, status emosional, jenis kelamin, usia, suhu tubuh, reflek baroreseptor
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
PERNAPASAN
Respirasi
adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh
untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan
dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Saluran penghantar udara hingga mencapai
paru-paru adalah hidung, farinx, larinx, trachea, bronkus, dan bronkiolus.
Hidung
Nares
anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung
dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan
bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai
lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi.
Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok
kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran
mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan
os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral
dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior.
Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar
cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi
adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana
mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan,
mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf
melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus
cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam
tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini
dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang
membuka kedalam cavum nasi :
Lubang hidung
-
Sinus
Sphenoidalis, diatas concha superior
-
Sinus
ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan
diantara concha media dan inferior
-
Sinus
frontalis, diantara concha media dan superior
Ductus nasolacrimalis, dibawah concha
inferior.
Pada bagian belakang, cavum nasi membuka
kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
Faring (tekak)
adalah
pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang
larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan
gabungan sistem respirasi dan pencernaan.
Laring
(tenggorok)
Terletak pada garis tengah bagian depan
leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan
didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas :
1.
cartilago
yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago
arytenoidea
2.
Membarana
yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana
mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai
jakun.
Ujung batas
posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen
thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi
dengan bagian luar cartilago cricoidea.Membrana Tyroide à mengubungkan batas
atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum à menghubungkan
batas bawah dengan cartilago cricoidea.
Epiglottis
Cartilago
yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini
melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum.
Plica
aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju
cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
Cartilago cricoidea
Cartilago
berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah
cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane
cricotyroidea. Cornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan
cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana cricottracheale menghubungkan
batas bawahnya dengan cincin trachea I
Cartilago arytenoidea
Dua
cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea.
Plica vokalispada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang
menonjol kedepan.
Membrana mukosa
Laring
sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel
silinder yang bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica vokalis
Plica
vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas
ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam
cartilago thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian
belakang.
Plica
vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis
sejati. Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.
Otot
Otot-otot
kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang
dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis.
Otot-otot tersebut diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).
Respirasi
Selama
respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat
keluar-masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.
Fonasi
Suara
dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan
dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi
tertentu oleh sinus udara cranialis.
Laring dapat tersumbat oleh:
1.
benda
asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil
2.
pembengkakan
membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi alergi,
3.
infeksi,
misalnya difteri,
4.
tumor,
misalnya kanker pita suara.
Trachea atau
batang tenggorok
Adalah
tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea
berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan
dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut
manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata
torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran
disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
Bronchus
Bronchus
yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi
oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping
ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih
vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus
bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan
di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang
berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang
utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan
kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi
bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus
terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong
udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm.
Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh
otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah
sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena
fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas
paru-paru.
Alveolus
yaitu
tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang
terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus
alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis
merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki
tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai
dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang
dinamakan pori-pori kohn.
Paru-Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks
pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1.
Apeks,
Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2.
permukaan
costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3.
permukaan
mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4.
dan
basis. Terletak pada diafragma
paru-paru
juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam
rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru
kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior
sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap
lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan
alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli,
sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/ pertukaran
gas.
Suplai Darah
1.
arteri
pulmonalis
2.
arteri
bronkialis
Innervasi
1.
Parasimpatis
melalui nervus vagus
2.
Simpatis
mellaui truncus simpaticus
Sirkulasi Pulmonal
Paru-paru
mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis.
Darah di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang
disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan
dan mengalir melewati katup keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri
pulmonais. Arteri pulmonais bercabang-cabang menjadi arteri pulmonalis kanan
dan kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri. Di paru arteri
pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali menjadi erteriol dan kemudian kapiler.
Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluan pernapasan, melalui sebuah
alveolus, semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula
menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis yang besar.
Darah mengalir
di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus
aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah
pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida
dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu
mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan pengeluaran
zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
1.
SALURAN
NAFAS BAGIAN ATAS :
-
HIDUNG
:
·
Kelnjar
lendir à melembabkan udara
·
Pleksus
vena à mengatur kelembapan udara
·
Rambut
dan bulu à menyaring udara
Duktus
nasolacrimalis àmenyalurkan air
mata ke dalam hidung.
-
FARING
·
NASOFARING
à daerah hidung
·
OROFARING
à dekat dengan mulut
·
LARINGOFARING
à
depan laring
2.
SALURAN
NAFAS BAGIAN BAWAH :
-
LARING
:
“kotak
suara”
·
Kartilago
: jaringan lentur yang mencegah kolap laring
·
KARTILAGO
TIROIDEUS à kartilago
terbesar
·
Esofagus
: pipa ynag kolaps, kecuali makanan melewatinya.
-
Alveoli
·
terjadi
pertukaran gas anatara O2 dan CO2
-
Sirkulasi
paru
·
Pembuluh
darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena mmeninggalkan
paru.
-
Paru
terdiri
dari :
a)
Saluran
nafas bagian bawah
b)
Alveoli
c)
Sirkulasi
paru
-
Rongga
Pleura
·
Terbentuk
dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang
disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru
atau pleura veseralis.
-
Rongga
dan dinding dada
·
Merupakan
pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam
proses respirasi
FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI
PARU
1.
Respirasi
: pertukaran gas O² dan CO²
2.
Keseimbangan
asam basa
3.
Keseimbangan
cairan
4.
Keseimbangan
suhu tubuh
5.
Membantu
venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi
6.
Endokrin :
keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin,
7.
ECF dan angiotensin
8.
Perlindungan
terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri
Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas
untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada:
1.
Tekanan
intar-pleural
Dinding dada
merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru
seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan
tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra
pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasidiafrgama berkontraksi, volume rongga
dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolarturun
dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu
ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan
tekanan intra alveolar meningkat diatasatmosfir sehingga udara mengalir
keluar.
2.
Compliance
Hubungan antara
perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagaicopliance.
Ada dua bentuk
compliance :
- Static
compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas(
airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda
normal : 100 ml/cm H2O
- Effective
Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase
pernafasan. Normal: ±50 ml/cm H2O
Compliance dapat
menurun karena :
- Pulmonary
stiffes : atelektasis, pneumonia,
edema paru, fibrosis paru
- Space
occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak
- Chestwall
undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
Penurunan compliance akan
mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas.
3.
Airway
resistance (tahanan saluran nafas)
Rasio dari
perubahan tekanan jalan nafas
SIRKULASI PARU
a.
Pulmonary
blood flow total = 5 liter/menit
Ventilasi alveolar = 4 liter/menit
Sehingga ratio
ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
b.
Tekanan
arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.
Tekanan vena pulmolais = 5
mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg
Sehingga pada keadaan normal terdapat
perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah
dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis
Adanya mean capilary
pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari
rongga kapilerke rongga interstitial, sedangkan osmotic
colloid pressure akan menarik garam dan air dari
rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam
keadaan normal selalu seimbang.Peningkatan tekanan kapiler atau
penurunan koloid akan menyebabkan peningkatan akumulasi air dan garam
dalam rongga interstitial.
TRANSPOR OKSIGEN
1.
Hemoglobin
- Oksigen dalam
darah diangkut dalam dua bentuk:
- Kelarutan
fisik dalam plasma
- Ikatan
kimiawi dengan hemoglobin
Ikatan hemoglobin dengan
tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh
pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh
mengakibatkan ikatan hemoglobindan O2 menurun.
2.
Oksigen
content
Jumlah oksigen
yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (CaO2 )
- Plasma
- Hemoglobin
REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi
dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas - gas yang ada di dalam
darah
Pusat respirasi di medulla
oblongata mengatur:
-Rate
impuls Respirasi
rate
-Amplitudo
impuls Tidal
volume
Pusat inspirasi
dan ekspirasi : posterior medulla oblongata, pusat kemo
reseptor : anterior medulla oblongata,
pusat apneu dan pneumothoraks : pons.
Rangsang ventilasi terjadi
atas : PaCO2, pH darah, PaO2
PEMERIKSAAN FUNGSI PARU
Kegunaan: untuk mendiagnostik adanya :
sesak nafas, sianosis, sindrom bronkitis
Indikasi klinik:
- Kelainan jalan
nafas paru,pleura dan dinding toraks
- Payah jantung
kanan dan kiri
- Diagnostik pra
bedah toraks dan abdomen
-
Penyakit-penyakit neuromuskuler
- Usia lebih
dari 55 tahun.
Oksigenasi
memberikan aliran gas O₂
lebih
dari 21% padatekanan 1 atmosfer sehingga kosentrasi O₂
meningkat.
Digunakan untuk metabolisme sel tubuh .
Proses
oksigenasi ada 3 bagian yaitu:
1.
Ventilasi à keluar masuknya udara dari
alveolus keparu – paru / sebaliknya. à
di hidung
2.
Difusi à pertukaran gas CO₂à O₂à di paru – paru.
3.
Transport à pengangkutan O₂ keseluruh jaringan
tubuh dan CO₂
dari
jaringan tubuh ke kapiler àdidalamtubuh.
Tanda
– tanda dan gejala oksigenasi :
1.
Adanya
penurunan tekanan inspirasi / expirasi.
2.
Penurunan
ventilasi per menit.
3.
Penggunaan
otot nafas tambahan.
4.
Pernafasan
cuping hidung (flaring).
5.
Dyspnea
à kesulitan nafas
/ sesak.
6.
Ortopneaà kesulitan bernafas, kecuali pada
posisi tegak / duduk.
7.
Penyimpangan
dada.
8.
Nafas
pendek.
9.
Posisi
tubuh 3 poin.
10.
Nafas
dengan bibir.
11.
Ekspirasi
memanjang.
12.
Peningkatan
diameter anterior – posterior.
13.
Frekuensi
nafas kurang.
14.
Penurunan
kapasitas vital.
15.
Takikardiàdenyut nadi di atas normal =>
90/80
16.
Hiperkapneaà peningkatan kadar CO₂ dalam cairan tubuh
ASIDOSIS.
17.
Kelelahan
18.
Somnolenàkesadaran menurun.
19.
Iritabilitas.
20.
Hipoksiaàberkurangnya kadar O₂.
21.
AGS
abnormal
22.
Sianosisàwarna kulit dan membrane kebiruan
karena O₂
rendah
dalam darah.
23. Warna kulit
abnormal.
24.
Hiperkarbiaàkelebihan CO₂ è 45mmHg. Dalam darah arteri
25.
Sakit
kepala ketika bangun.
26.
Abnormal
frekuensi
27.
Irama
28.
Kedalaman
nafas
Proses
keperawatan :
1.
EKG
àmerekam aktivitas
listrik jantung.
2.
Pemeriksaan
stress latihan.
3.
Pemeriksaan
untuk mengukur keakuratan ventilasi dan oksigenasi.
4.
Pemeriksaan
fungsi paru.
5.
AGD
(analisis gula darah).
àvolume tidal :
udara yang keluarmasukparu – parubernafas normal.
àIRV : bernafasmenghirupdengankuatmelebihi
volume tidal dengan syarat mengembuskan dengan
biasa.
àERV :
mengeluarkanudara / nafassecarapaksa.
àResidual Volume :
volume udara yang tertinggal dalam paru setelah exkspirasi maksimal.
Perubahan
pola pernafasan :
1.
Trachypnea
: nafas cepat 24 kali / menit
2.
Brachypnea
: nafaslambat 10 kali/menit.
3.
Hiperventilasi
: kekurangan O₂ sehingga nafas cepat
dan lambat.
4.
Hipoventilasi
: mengeluarkan karbon dioksida dengan
cukup.
5.
Kusmaul
:
pola pernafasan cepat dan dangkal.
6.
Dyspnea
: kesulitan nafas (nafasberat)
7.
Orthopnea
8.
Biot
: pernafasan irama, amplitude tidak teratur.
9.
Stridor
: pernafasan bising. Contoh : spasme
trakea dan obstruksi laring.
BUNYI
NAPAS NORMAL
1.
VESIKULER
-
Terdengar
di semua permukaan pru, kenyaringan rendah ekspirasi lembut dan pendek.
2.
BRONKOVESIKULAR
-
Tedengar
di daerah brinkus dan di daerah bronkus dan di sebelah kanan daerah paru
posterior . kenyaringan sedang, ekspirasi sebnading dengan inspirasi.
3.
BRONKIAL
-
Terdengar
hanya di atas trakea. Kenyaringan tinggi, bising, dan panjang.
BUNYI
SUARA NAPAS TAMBAHAN
1.
Mengi
(wheezing)
Suara musikal terus – menerus. Disebabkan oleh
aliran udara melewati saluran sempit.
2.
Mengi
inspirasi audibel (stridor)
Menunjukkan obtruksi tinggi
3.
Mengi
sonor (ronchi)
Bunyi kasar
seperti mengorok terdengar pada inspirasi/ ekspirasi (penumpukan lendir pada
trakea atau bronkus
4.
Friction
rub pleural
Kering, bergesek, atau bunyi bisa pada inflamasi
permukaan pleural, paling keras pada atas permukaan anterior lateral bawah.
5.
Crackles
Bunyi tidak
terus menerus, terdengar, terutama selama inspirasi dari saluran udara melalui
cairan atau kelembapan.
PROSES KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI
Ø .RENCANA KEPERAWATAN
1. Mempertahankan terbukanya jalan napas
A. Pemasangan jalan napas buatan
Jalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa
(tube) yang dimasukkan ke dalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan
ke-3 dari lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan
sekresi
Rute pemasangan :
rotrakheal
: mulut dan trakhea
Nasotrakheal
: hidung dan trakhea
Trakheostomi
: tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu insisi yang diciptakan pada
lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3
Intubasi endotrakheal
Ø Latihan napas dalam dan batuk efektif
Ø Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasi
Cara kerja :
Ø Pasien dalam posisi duduk atau baring
Ø Letakkan tangan di atas dada
Ø Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada mengembang
Ø Tahan napas untuk beberapa detik
Ø Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada
berkontraksi
Ø Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali
Ø Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa
detik lalu keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara
Ø Ulangi sesuai kemampuan pasien
Ø Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau
bantal pada daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien
batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeri
E. Posisi yang baik
ü Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan
paru maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma
ü Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui
perubahan posisi, ambulasi dan latihan
D. Pengisapan lendir (suctioning)
Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan
pada jalan napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal,
endotrakheal atau trakheostomi tube.
E. Pemberian obat bronkhodilator
Adalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan
melawan oedema mukosa bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan
meningkatkan pertukaran udara.
Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan,
intra vena, rektal dan nebulisasi atau menghisap atau menyemprotkan obat ke
dalam saluran napas.
3. Mobilisasi sekresi paru
a. Hidrasi
Cairan diberikan 2±secara oral dengan cara
menganjurkan pasien mengkonsumsi cairan yang banyak - 2,5 liter perhari, tetapi
dalam batas kemampuan/cadangan jantung.
b. Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau
melarutkan lendir.
Postural drainage
Adalah posisi khuus
yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di dalam pelepasan
sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam bronkhus dan
trakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap sekresinya.
Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan
sebelum tidur / istirahat.
Tekniknya :
4. Sebelum postural drainage, lakukan :
5. Nebulisasi untuk mengalirkan sekret
6. Perkusi sekitar 1 - 2 menit
7. Vibrasi 4 - 5 kali dalam satu periode
8. Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam
paru.
c.
Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan
paru
Latihan
napas
Adalah
teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui peningkatan
efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan energi melalui pengontrolan
pernapasan
Jenis latihan napas :
-
Pernapasan diafragma
-
Pursed lips breathing
-
Pernapasan sisi iga bawah
-
Pernapasan iga dan lower back
-
Pernapasan segmental
-
Pemasangan ventilasi mekanik
Adalah
alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran / penghembusan udara
ke ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat mempertahankan ventilasi secara
otomatis dalam periode yang lama.
Ada dua
tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan positif.
C. Pemasangan chest tube dan chest drainage
Chest
tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik,
satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan
dinding dada dan dihubungkan ke sistem drainage. Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks,
pneumothoraks, open pneumothoraks, flail chest.
Tujuannya
:
Ø Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga
pleura atau rongga thoraks dan rongga mediastinum
Ø Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi
normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis
dengan membuat tekanan negatif dalam rongga pleura.
Tipenya :
ü The single bottle water seal system
ü The two bottle water
ü The three bottle water
Mengurangi
/ mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia
1) Dengan pemberian O2 dapat melalui :
2) Nasal canule
3) Bronkhopharingeal khateter
4) Simple mask
5) Aerosol mask / trakheostomy collars
6) ETT (endo trakheal tube)
Meningkatkan
transportasi gas dan Cardiak Output
Dengan
resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu :
A:Air way adalah mempertahankan kebersihan atau
membebaskan jalan napas
B:Breathing adalah pemberian napas buatan
melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung
C:Circulation adalah memulai kompresi jantung
atau memberikan sirkulasi buatan
Jadi secara umum intervensi keperawatan mencakup
di dalamnya :
A. Health promotion
-
Ventilasi yang memadai
-
Hindari rokok
-
Pelindung / masker saat bekerja
B. Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan
nervus 1)
-
Pakaian yang nyaman
C. Health restoration and maintenance
·
Mempertahankan jalan napas dengan upaya
mengencerkan sekret
·
Teknik batuk dan postural drainage
·
Suctioning
·
Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan,
posisi fowler/semi fowler, significant other
·
Mengatur istirahat dan aktifitas dengan
memberikan HE yang bermanfaat, fasilitasi lingkungan, tingkatkan rasa nyaman,
terapi yang sesuai, ROM
·
Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang
memeadai, pakaian tipis dan hangat, hindari makan berlebih dan banyak
mengandung gas, atur posisi
·
Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan
oral hygiene dan makanan yang mudah dikunyah dan dicerna
·
Mempertahankan eliminasi dengan memberikan
makanan berserat dan ajarkan latihan
·
Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan
menekankan prinsip medikal asepsis
·
Terapi O2
·
Terapi ventilasi
·
Drainage dada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar