Minggu, 22 November 2015

ILMU KEPERAWATAN DASAR 1 (OKSIGENASI)

SISTEM KARDIOVASKULER
Anatomi sistem kardiovaskuler
1.      JANTUNG
2.      ARTERI DAN ARTERIOL
3.      VENA DAN VENULE
4.      KAPILER


RUANG JANTUNG :
1.      Atrium kanan (serambi kanan)
2.      Atrium kiri ( serambi kiri )
3.      Ventrikel kanan ( bilik kanan )
4.      Ventrikel kiri ( bilik kiri )
LAPISAN PENYUSUN JANTUNG :
1.      PERIKARDIUM       : lapisan terluar dari jantung è menimbulkan kontraksi
2.      MIOKARDIUM        : lapisan bagian tengah terdiri dari jaringan otot jantung
3.      ENDOKARDIUM     : lapisan dalam terdiri dari lapisan endothelial terletak diatas jaringan ikat.
4.       
·         Jantung berada dalam rongga thoraks di area mediastinum ( ruang antar paru )
·         Terdiri dari sisi apeks ( bagian bawah ) berada di intercostalis 5 dan basal (bagian atas ) di costalis 2
·         Terdiri dari 3 lapisan : perikardium miokardium, dan endokardium
·         Jantung pertama kali berdenyut d ventrikel kiri.
Pembuluh darah :
vena
arteri
Kaya CO2
Kaya O2
Menuju jantung
Meninggalkan jantung
Warna lebih gelap karena banyak mengandung CO2
Warna lenih terang karena banyak mengandung O2

Di endokardium terdapat2 katub yaitu :
1.      Katub antrioventikular kanan ( tricuspid )
2.      Katub antriovetikular kiri ( mitral )
Sistem kerjanya membuka menutup sesuai denyut jantung
Mekanisme peredaran darah :
Jantung pertama kali berdenyut di ventrikel kiri kemudian darah yang kaya O2 dibawa ke tubuh bagian atas oleh vena kava superior dan tubuh bagian bawah oleh vena kava interior. Kemudian darah diiubah menjadi CO2 dan dibawa menuju ke atrium dekstra, dari atrium dekstra darah dibawa ke ventrikel dekstra melewati katub tricuspid, setelah itu darah dibawa ke pulmo atau paru – paru melalui pembuluh arteri pulmonalis di paru – paru terjadi proses difusi sehingga darah yang mengandung CO2 diubah menjadi O2, darah kembali dibawa oleh vena kava superior meninggalkan paru – paru dan dibawa kembali menuju atrium sinistra kemudian dibawa menuju ventrikel sinistra melewati katub bicuspid dan disebarkan kembali ke seluruh tubuh oleh pembuluh aorta.

Catatan :
Ø  Arteri pulmonalis : satu – satunya arteri yang kaya akan CO2
Ø  Vena pulmonalis : satu – satunya vena yang kaya akan O2


Fisiologi sistem kardiovaskuler
Sistem konduksi jantung :
1.      Serabut purkinje è menghantarkan impuls (rangsanga)
2.      Nodus sinoatrial (nodus S-A) è terletak  di dinding posterior atrium kanan dibawah pembukaan  vena kava superior.
-          Nodus S-A è melepaskan impuls, dekat vena kava superior kecepatannya 70 – 80 kali/ menit
-          Nodus A-V è pemacu jantung , dekat atrium ventrikel kecepatannya 40 – 60 kali/ menit
SISTOLE        : tekanan darah ketika jantung berkontraksi
ð  Aorta membuka dan jantung berkontraksi
DIASTOLE    : tekanan darah ketika jantung relaksasi
ð  Aorta menutup dan jantung berelaksasi
ARTERI KORONARIA è otot pemelihara jantung (penyuplai darah ke jantung
SUPLAI DARAH KE JANTUNG :
-          Oleh arteri koronaria kanan dan kiri, yang bercabang di aorta
-          Menerima sekitar 5% darah dari jantung
Saraf yang mempersyarafi jantung :
1.      Simpatis
Mempersyarafi otot atrium, sa node, dan av node, mengurangi denyut jantung.
2.      Parasimopatis
Mempersyarafi sa dan av node serta miokardium atrium dan ventrikel, meningkatkan denyut jantung.

ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
  Merupakan standar untuk diagnosis aritmia jantung
  Memandu tingkatan terapi dan resiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut
  Digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres  jantung
  Kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (misal: Emboli paru atau hipotermia)
  Membantu menemukan gangguan elektrolit (misal: Hiperkalemia dan hipokalemia)
  Memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (misal: blok cabang  berkas kanan dan kiri)

SIKLUS JANTUNG
ð  Mempertahankan sirkulasi darah, sebagai pompa.
ð  Siklus jantung/ menit = 60 – 80x/ menit
ð  Terdiri dari : sistol atrium, sistol ventrikular, dan diastole jantung komplet (relaksasi atrium dan ventrikel)
INTERPRETASI EKG
ð  Gelombang P: depolarisasi atrium
ð  Gelombang Q: depolarisasi di berkas his
ð  Gelombang R: depolarisasi menyebar dr bgn dalam ke bgn luar dasar  ventrikel
ð  Segmen PR: waktu yg dibutuhkan oleh impuls dari SA node ke AV node; terjadi perlambatan AV node
ð  Gelombang S: depolarisasi menyebar naik dr bgn dasar ventrikel
ð  Kompleks QRS: depolarisasi ventrikel
ð  Segmen ST: waktu sejak akhir depolarisasi ventrikel sebelum terjadi repolarisasi (fase plateau); saat tjd kontraksi & pengosongan ventrikel
ð  Gelombang T: repolarisasi atrium
ð  Interval TP: waktu saat terjadinya relaksasi & pengisian ventrikel
SUARA JANTUNG
l  S1 (lub)
terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pd dinding ventrikel & arteri; dimulai pd awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.
l  S2 (dup)
terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/ diastol ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari tekanan di aorta & arteri pulmonal.
l  S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel scr tiba-tiba pd saat pembukaan AV, pd akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering terdengar pd anak dgn dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.

l  S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yg ditimbulkan oleh kontraksi atrium. Jarang tjd pd individu normal.


 Murmur (Bising Jantung)
l  Suara jantung abnormal akibat adanya arus turbulen di dlm rongga jantung & pembuluh darah.
l  Arus turbulen umumnya tjd karena kelainan katup, yaitu: stenosis (katup tdk dpt membuka scr sempurna) atau insufisiensi katup (katup tdk dpt menutup scr sempurna)
l  Murmur diastol: setelah S2 akibat stenosis katup AV  atau insufisiensi katup semilunar
l  Murmur sistol: setelah S1 akibat insufisiensi katup AV atau stenosis katup semilunar

Frekuensi jantung
l  Frekuensi jantung ditentukan oleh curah jantung (berbanding lurus).
l  Faktor yg menentukan : sistem saraf otonom, zat kimia (adrnalin, tiroksin), posisi, latihan, status emosional, jenis kelamin, usia, suhu tubuh, reflek baroreseptor




ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel  dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx, trachea, bronkus, dan bronkiolus.
Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
Lubang hidung
-          Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
-          Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior
-          Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior.
Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
Faring (tekak)
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.
Laring (tenggorok)
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas :

1.      cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea
2.      Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun.

Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.
Epiglottis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
Cartilago cricoidea
Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I
Cartilago arytenoidea
Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalispada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan.
Membrana mukosa
Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica vokalis
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.
Otot
Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-otot tersebut diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).
Respirasi
Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat keluar-masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.
Fonasi
Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.
Laring dapat tersumbat oleh:
1.      benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil
2.      pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi alergi,
3.      infeksi, misalnya difteri,
4.      tumor, misalnya kanker pita suara.


Trachea atau batang tenggorok
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
Bronchus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus
yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
Paru-Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1.      Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2.      permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3.      permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4.      dan basis. Terletak pada diafragma
paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/ pertukaran gas.

Suplai Darah
1.    arteri pulmonalis
2.      arteri bronkialis

Innervasi
1.      Parasimpatis melalui nervus vagus
2.      Simpatis mellaui truncus simpaticus
Sirkulasi Pulmonal
Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis. Darah di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri pulmonais. Arteri pulmonais bercabang-cabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri. Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali menjadi erteriol dan kemudian kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluan pernapasan, melalui sebuah alveolus, semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis yang besar.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
1.      SALURAN NAFAS BAGIAN ATAS :
-          HIDUNG :
·         Kelnjar lendir        à melembabkan udara
·         Pleksus vena          à mengatur kelembapan udara
·         Rambut dan bulu à menyaring udara
Duktus nasolacrimalis àmenyalurkan air mata ke dalam hidung.
-          FARING
·         NASOFARING               à daerah hidung
·         OROFARING                  à dekat dengan mulut
·         LARINGOFARING        à depan laring

2.      SALURAN NAFAS BAGIAN BAWAH :
-          LARING :
“kotak suara”
·         Kartilago : jaringan lentur yang mencegah kolap laring
·         KARTILAGO TIROIDEUS à kartilago terbesar
·         Esofagus : pipa ynag kolaps, kecuali makanan melewatinya.
-          Alveoli
·         terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2
-          Sirkulasi paru
·         Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena mmeninggalkan paru.
-          Paru
      terdiri dari :
a)      Saluran nafas bagian bawah
b)      Alveoli
c)      Sirkulasi paru

-          Rongga Pleura
·         Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis.
-          Rongga dan dinding dada
·         Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam        proses respirasi
FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI PARU
1.      Respirasi : pertukaran gas O² dan CO²
2.      Keseimbangan asam basa
3.      Keseimbangan cairan
4.      Keseimbangan suhu  tubuh
5.      Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi
6.      Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin,
7.      ECF dan angiotensin
8.      Perlindungan terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri
Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada:

1.      Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasidiafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolarturun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatasatmosfir sehingga udara mengalir keluar.

2.      Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagaicopliance.
Ada dua bentuk compliance :
- Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O
- Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50 ml/cm H2O
Compliance dapat menurun karena :
- Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru
- Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak
- Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
Penurunan compliance akan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas.
3.      Airway resistance (tahanan saluran nafas)
Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas
SIRKULASI PARU
a.       Pulmonary blood flow total  = 5 liter/menit
            Ventilasi alveolar = 4 liter/menit
            Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
b.      Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.
            Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg
Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan        darah dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis
Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari    rongga kapilerke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure  akan menarik garam dan air dari rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan normal selalu seimbang.Peningkatan tekanan kapiler    atau penurunan koloid akan menyebabkan peningkatan akumulasi air dan garam   dalam   rongga interstitial.
     
TRANSPOR OKSIGEN
1.      Hemoglobin
- Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:
-  Kelarutan fisik dalam plasma
-  Ikatan kimiawi dengan hemoglobin
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobindan O2 menurun.
2.      Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (CaO)
- Plasma
- Hemoglobin

REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas - gas yang ada di dalam darah
Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur:
-Rate impuls                          Respirasi rate
-Amplitudo impuls                 Tidal volume
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medulla oblongata, pusat kemo reseptor : anterior medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks : pons.
Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCO2, pH darah, PaO2

PEMERIKSAAN FUNGSI PARU
Kegunaan: untuk mendiagnostik adanya : sesak nafas, sianosis, sindrom bronkitis
Indikasi klinik:
- Kelainan jalan nafas paru,pleura dan dinding toraks
- Payah jantung kanan dan kiri
- Diagnostik pra bedah toraks dan abdomen
- Penyakit-penyakit neuromuskuler
- Usia lebih dari 55 tahun.      
   Oksigenasi
memberikan aliran gas Olebih dari 21% padatekanan 1 atmosfer sehingga kosentrasi Omeningkat. Digunakan untuk metabolisme sel tubuh .
Proses oksigenasi ada 3 bagian yaitu:
1.      Ventilasi à keluar masuknya udara dari alveolus keparu – paru / sebaliknya. à di hidung
2.      Difusi       à pertukaran gas COà Oà di paru – paru.
3.      Transport à pengangkutan Okeseluruh jaringan tubuh dan COdari jaringan tubuh ke kapiler àdidalamtubuh.
Tanda – tanda dan gejala oksigenasi :
1.      Adanya penurunan tekanan inspirasi / expirasi.
2.      Penurunan ventilasi per menit.
3.      Penggunaan otot nafas tambahan.
4.      Pernafasan cuping hidung (flaring).
5.      Dyspnea à kesulitan nafas / sesak.
6.      Ortopneaà kesulitan bernafas, kecuali pada posisi tegak / duduk.
7.      Penyimpangan dada.
8.      Nafas pendek.
9.      Posisi tubuh 3 poin.
10.  Nafas dengan bibir.
11.  Ekspirasi memanjang.
12.  Peningkatan diameter anterior – posterior.
13.  Frekuensi nafas kurang.
14.  Penurunan kapasitas vital.
15.  Takikardiàdenyut nadi di atas normal => 90/80
16.  Hiperkapneaà peningkatan kadar COdalam cairan tubuh ASIDOSIS.
17.  Kelelahan
18.  Somnolenàkesadaran menurun.
19.  Iritabilitas.
20.  Hipoksiaàberkurangnya kadar O.
21.  AGS abnormal
22.  Sianosisàwarna kulit dan membrane kebiruan karena Orendah dalam darah.
23.  Warna kulit abnormal.
24.  Hiperkarbiaàkelebihan CO è 45mmHg. Dalam darah arteri
25.  Sakit kepala ketika bangun.
26.  Abnormal frekuensi
27.  Irama
28.  Kedalaman nafas

Proses keperawatan :
1.      EKG àmerekam aktivitas listrik jantung.
2.      Pemeriksaan stress latihan.
3.      Pemeriksaan untuk mengukur keakuratan ventilasi dan oksigenasi.
4.      Pemeriksaan fungsi paru.
5.      AGD (analisis gula darah).
àvolume tidal           : udara yang keluarmasukparu – parubernafas normal.
àIRV                         : bernafasmenghirupdengankuatmelebihi volume tidal dengan syarat  mengembuskan dengan biasa.
àERV                       : mengeluarkanudara / nafassecarapaksa.
àResidual Volume   : volume udara yang tertinggal dalam paru setelah exkspirasi maksimal.

Perubahan pola pernafasan :
1.      Trachypnea      : nafas cepat 24 kali / menit
2.      Brachypnea     : nafaslambat 10 kali/menit.
3.      Hiperventilasi :  kekurangan Osehingga nafas cepat dan lambat.
4.      Hipoventilasi   : mengeluarkan karbon dioksida dengan cukup.
5.      Kusmaul          :  pola pernafasan cepat dan dangkal.
6.      Dyspnea          :  kesulitan nafas (nafasberat)
7.      Orthopnea      
8.      Biot                 :  pernafasan irama, amplitude tidak teratur.
9.      Stridor             : pernafasan bising. Contoh : spasme trakea dan obstruksi laring.
BUNYI NAPAS NORMAL
1.      VESIKULER
-          Terdengar di semua permukaan pru, kenyaringan rendah ekspirasi lembut dan pendek.
2.      BRONKOVESIKULAR
-          Tedengar di daerah brinkus dan di daerah bronkus dan di sebelah kanan daerah paru posterior . kenyaringan sedang, ekspirasi sebnading dengan inspirasi.
3.      BRONKIAL
-          Terdengar hanya di atas trakea. Kenyaringan tinggi, bising, dan panjang.
BUNYI SUARA NAPAS TAMBAHAN
1.      Mengi (wheezing)
Suara musikal terus – menerus. Disebabkan oleh aliran udara melewati saluran sempit.
2.      Mengi inspirasi audibel (stridor)
Menunjukkan obtruksi tinggi
3.      Mengi sonor (ronchi)
Bunyi kasar seperti mengorok terdengar pada inspirasi/ ekspirasi (penumpukan lendir pada trakea atau bronkus
4.      Friction rub pleural
Kering, bergesek, atau bunyi bisa pada inflamasi permukaan pleural, paling keras pada atas permukaan anterior lateral bawah.
5.      Crackles
Bunyi tidak terus menerus, terdengar, terutama selama inspirasi dari saluran udara melalui cairan atau kelembapan.

PROSES KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
Ø  .RENCANA KEPERAWATAN
1.      Mempertahankan terbukanya jalan napas
A.    Pemasangan jalan napas buatan
Jalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa (tube) yang dimasukkan ke dalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresi
Rute pemasangan :
rotrakheal : mulut dan trakhea
Nasotrakheal : hidung dan trakhea
Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu insisi yang diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3
Intubasi endotrakheal
Ø  Latihan napas dalam dan batuk efektif
Ø  Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasi
Cara kerja :

Ø  Pasien dalam posisi duduk atau baring
Ø  Letakkan tangan di atas dada
Ø  Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada mengembang
Ø  Tahan napas untuk beberapa detik
Ø  Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada berkontraksi
Ø  Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali
Ø  Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa detik lalu keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara
Ø  Ulangi sesuai kemampuan pasien
Ø  Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal pada daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeri
E.     Posisi yang baik
ü  Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan paru maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma
ü  Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui perubahan posisi, ambulasi dan latihan
D. Pengisapan lendir (suctioning)

Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau trakheostomi tube.
E. Pemberian obat bronkhodilator

Adalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan oedema mukosa bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan meningkatkan pertukaran udara.
Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal dan nebulisasi atau menghisap atau menyemprotkan obat ke dalam saluran napas.

3.      Mobilisasi sekresi paru
a.       Hidrasi
Cairan diberikan 2±secara oral dengan cara menganjurkan pasien mengkonsumsi cairan yang banyak - 2,5 liter perhari, tetapi dalam batas kemampuan/cadangan jantung.
b.      Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.
Postural drainage
Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap sekresinya.
Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur / istirahat.
Tekniknya :

4.      Sebelum postural drainage, lakukan :
5.      Nebulisasi untuk mengalirkan sekret
6.      Perkusi sekitar 1 - 2 menit
7.      Vibrasi 4 - 5 kali dalam satu periode
8.      Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.
c.         Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru
Latihan napas
Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui peningkatan efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan energi melalui pengontrolan pernapasan
Jenis latihan napas :

-          Pernapasan diafragma
-          Pursed lips breathing
-          Pernapasan sisi iga bawah
-          Pernapasan iga dan lower back
-          Pernapasan segmental
-          Pemasangan ventilasi mekanik
Adalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran / penghembusan udara ke ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat mempertahankan ventilasi secara otomatis dalam periode yang lama.
Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan positif.
C. Pemasangan chest tube dan chest drainage
Chest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik, satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan dinding dada dan dihubungkan ke sistem drainage. Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks, open pneumothoraks, flail chest.
Tujuannya :
Ø  Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura atau rongga thoraks dan rongga mediastinum
Ø  Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan membuat tekanan negatif dalam rongga pleura.
Tipenya :
ü  The single bottle water seal system
ü  The two bottle water
ü  The three bottle water
Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia
1)      Dengan pemberian O2 dapat melalui :
2)      Nasal canule
3)      Bronkhopharingeal khateter
4)      Simple mask
5)      Aerosol mask / trakheostomy collars
6)      ETT (endo trakheal tube)
Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak Output
Dengan resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu :
A:Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan napas
B:Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung
C:Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan sirkulasi buatan
Jadi secara umum intervensi keperawatan mencakup di dalamnya :

A.    Health promotion
-          Ventilasi yang memadai
-          Hindari rokok
-          Pelindung / masker saat bekerja
B.     Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan nervus 1)
-          Pakaian yang nyaman
C.     Health restoration and maintenance
·         Mempertahankan jalan napas dengan upaya mengencerkan sekret
·         Teknik batuk dan postural drainage
·         Suctioning
·         Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan, posisi fowler/semi fowler, significant other
·         Mengatur istirahat dan aktifitas dengan memberikan HE yang bermanfaat, fasilitasi lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang sesuai, ROM
·         Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang memeadai, pakaian tipis dan hangat, hindari makan berlebih dan banyak mengandung gas, atur posisi
·         Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan oral hygiene dan makanan yang mudah dikunyah dan dicerna
·         Mempertahankan eliminasi dengan memberikan makanan berserat dan ajarkan latihan
·         Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan menekankan prinsip medikal asepsis
·         Terapi O2
·         Terapi ventilasi

·         Drainage dada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar